“Nanti, ya…”
“Sabar, sebentar lagi.”
Kenyang sekali dengan dua kalimat tadi. Saking seringnya,
sampai tidak lagi terhitung berapa kali diucapkan. Walau tidak ingat kapan
pertama dikatakan, tapi sadar benar bahwa baru saja, kalimat tadi dikatakan.
Tidak apa-apa.
Kita masih kaya akan harapan untuk jumpa. Masih sama-sama
berusaha untuk percaya bahwa kata ‘nanti’ dan ‘sebentar lagi’ ini akan digantikan
dengan ‘besok aku sampai di Jogja, dek.’
Kita hebat, benar?
Tetap saling jaga meski berjauhan, saling menguatkan
meski sama-sama sedang rapuh, saling
percaya meski ada banyak sekali ragu yang dipendam diam-diam. Kita hebat
sebagai pasangan yang cobaannya adalah jarak dan waktu.
Semoga nyala api untuk mau terus berusaha tetap nyala,
ya?
tarik sistt
BalasHapus