Langsung ke konten utama

Yeay! Belanja Gratis Pakai Voucher Carrefour

http://www.organicauthority.com/danone-mars-nestle-and-unilever-just-started-a-sustainable-food-lobby-group/





Cewek, apa keahliannya selain dandan? Belanja. Setomboy-tomboynya seorang cewe, pasti senenglah kalau disuruh belanja – apalagi belanja yang gratisan. Iya, gratis! Bisa beli apa yang dikepengenin, nggak bayar sama sekali pula. Emang bisa? Bisa banget.

Jadi, pada pertengahan bulan Agustus sampai pertengahan bulan September kemarin, Hipwee.com mengadakan lomba menulis yang bertajuk #MerdekaTapi. Dalam lomba tersebut, kita diminta menulis artikel hubungan yang menggambarkan kebebasan yang masih ada ‘tapi’ didalamnya.  Lantas, aku ikutlah di lomba tersebut dyarayu on Hipwee


Sebetulnya nggak kepengen-kepengen amat menang, aku nulis karena memang masih kebawa suka nulis artikel hubungan pas nge-freelance dulu, kangen nah~

Eh, sewaktu pengumuman pemenang, Alhamdulillah dapat juara dua nich. Kemudian dikontak oleh pihak hipwee community untuk proses pengiriman hadiah. Karena pada dasarnya masih disatu kota yang sama, hadiah itu mendarat 3 hari setelah dimintai alamat. Mantap!

Dan selain bantal, tumblr, dan pulpen, terselip voucher belanja Carrefour lima lembar dengan masing-masing senilai 100.000. Seneng? Banget! Tapi nggak lama terus panik karena belum pernah pakai voucher begituan. Norak memang~

Mendadak voucher tersebut jadi pusat perhatian di rumah, semua mengelilinginya dan menerka-nerka, ‘setahu mama, ini tu bisa dipake kalau udah belanja banyak, kak.’ Atau uti yang bilang, ‘coba cek sampai kapan.’ Well, di halaman syarat dari voucher tersebut tidak ada kalimat yang menunjukkan bisa digunakan dengan minimal belanja pun dengan masa aktif yang masih lama, 31 Agustus 2019.

Aku orangnya memang kepo-an gitu, malam itu aku menghabiskan waktu dengan gugling-guling mengenai si voucher, baca pengalaman para blogger lain yang pernah menggunakan voucher tersebut. Sedikit banyak membantu, tapi tetap tidak puas. HAHAHAHA…

Yha lagi-lagi karena aku orangnya nggak percayaan ya, paginya aku ajak Mama untuk nyobain voucher tersebut. Bener gratis atau pakai minimal belanja dulu atau cuma bisa belanja barang tertentu aja. Dan berangkatlah Mama, Elang dan aku naik kereta Prambanan Express dari Wates sampai ke Lempuyangan. Dari Lempuyangan kami langsung menuju Ambarrukmo Plaza.

Tanpa tengok kanan-kiri, masa bodoh dengan adanya acara Pesbukers yang saat itu yang sedang digelar di Hall Amplaz, kami bertiga langsung aja ke Carrefour.

Biar tidak tersesat dan bingung sendiri, aku nanya dulu dong sama satpam Carrefour perihal cara pakainya gimana, apa aja yang bisa dibeli dan pakai minimal belanja atau nggak seperti itu. Dan satpamnya menjawab dengan lembut bahwa, bisa dipakai untuk belanja apapun, cara pakainya ya tinggal dikasihin aja nanti sama kasirnya setelah selesai belanja, dan yang paling penting adalah, tanpa minimal belanja. Yawla, aku serasa ingin terbang~

Setelahnya, jangan ditanya. Mama langsung bergerak cepat, ambil tanpa ba-bi-bu keperluan di rumah, Elang malu-malu minta dibelikan mainan Thomas and Friends, sementara aku? Ngeliatin sambil ngitung belanjaan mereka.

Sebelum Mama makin kalap, aku menggiring belanjaan ke kasir, dan yhaa lumayan lah yhaa… menghabiskan Rp 187.000 HAHAHA. Dan aku bayar dengan menggunakan dua voucher tersebut, alhasil, salah satu voucher tersebut masih tersisa 13.000 lho. Baiknya, sisa 13.000 tersebut masih bisa dipakai lagi. Astaga gemes nggak sih sama Carrefour?

Dalam hati aku berkata, ‘begini amat jadi orang konsumtif.’ Tapi ini pengalaman berharga sih, karena hobi menulis, karena sekadar kangen, jadi bisa ngebahagiain orang banyak. Dan sering masih banyak yang ngeremehin hobi nulis, bercerita – katanya nggak bisa dapet apa-apa. Ah, mereka belum tahu aja, kalau ternyata menulis bisa mendatangkankan banyak hal menyenangkan.

Juga, terimakasih Hipwee untuk apresiasinya kepada Dyar selama ini. Tidak pernah tidak menyenangkan menjadi bagian dari kalian.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Freelance Content Writer di Hipwee (Part 1)

Yeay! Akhirnya, aku post juga tulisan ini setelah lama menimbang-nimbang antara ‘ya’ dan ‘tidak’ untuk membagikan pengalaman kerjaku sebagai penulis lepas untuk Hipwee.com. Sempat merasa tidak perlu untuk membagikan tulisan ini karena aku merasa ‘yaelah, jadi freelance doang.’ Tapi setelah dipikir-pikir, setelah banyak yang nanya-nanya tentang pengalamanku, aku putuskan untuk membagikannya kepada teman-teman… Dyarayu on Hipwee Sebenarnya hanya 4 bulan saja menjadi freelance content writer-nya Hipwee dengan awal kontrak 3 bulan kerja. Masa kerjaku pun sudah tahun 2016 silam, dari bulan November sampai bulan Februari 2017. Walau bisa dibilang sebentar, namun yang didapat dari pengalaman kerja pertama itu sangat luar biasa banyak dan bisa dirasakan sampai saat ini. Banyak teman-teman yang bertanya, gimana sih kok bisa jadi penulis lepasnya Hipwee? Nah, jadi awal mula kecemplung di Hipwee karena memang suka baca-baca tulisan yang disuguhkan Hipwee. Tulisan yang mereka sampaikan

Perkara Klenik Untuk Mencari Jodoh. Astaga, Kamu Masih Percaya Yang Begituan?

https://thoughtcatalog.com/holly-riordan/2017/06/26-night-shift-workers-share-their-spookiest-paranormal-stories/ Beberapa waktu lalu, Mama bercerita tentang anak temannya yang barusaja dimandikan oleh simbah-simbah dengan air bunga. Ehehe… bukan karena keringatnya bau kecut tak tertahankan lantas perlu mandi pakai bunga, namun, memang sengaja dimandikan dengan bunga tujuh rupa supaya jodohnya mendekat. HAHAHAHAHAHAHAHA…  https://tenor.com/search/hysterical-gifs Lucu bukan? Di era serba digital, dimana hampir semua orang memiliki smartphone untuk menunjang kehidupannya, masih ada lho ternyata yang percaya perdukunan semacam itu. Dan yang lebih miris adalah, percaya dukun sampai melakukan ritual-ritual semacam itu hanya demi JODOH? Are you kidding me ? Maksud aku gini, jodoh itu datangnya pasti, sama halnya seperti rezeki dan maut. Sudah diatur oleh Tuhan bahkan semenjak kita masih dalam kandungan Ibu. Siapa dia, kapan dan dimana akan dipertemukan, bagaimana

Muak dengan Pertanyaan ‘Kamu Kapan…?’

pict from : http://www.logancole.com/blog/   Pernah nggak kamu mendapat pertanyaan dari orang disekitarmu, ‘kamu kapan wisuda?’ mungkin juga ‘kamu kapan pacarannya? Jomblo terus…’ Atau justru, kamu yang sering bertanya pada teman atau saudaramu dengan pertanyaan ‘kamu kapan blablabla?’ Jikalau iya, berhentilah dari sekarang. Kamu pikir pertanyaan seperti itu sama sederhannya dengan ‘kamu udah makan belum?’ tapi kenyataannya, berbeda dan tidak sesederhana itu. Kamu mungkin nggak tahu banyak tentang temanmu, tentang segala pencapaian yang sudah dia usahakan walau dia belum wisuda, kesulitan apa yang teman kamu hadapi hingga pada akhirnya kuliahnya terbengkalai dan akhirnya molor. Lantas kamu datang dan mengajukan pertanyaan ‘kamu kapan wisuda?’ padanya. Menurutmu, bagaimana perasaannya mendengar pertanyaanmu ini? Terpacu semangatnya untuk segera wisuda? Nggak sama sekali, karena sejujurnya dia akan merasa jengkel, sedih, belum lagi kian terasa berat beban di pundak.